Empat Pelajar Thailand di SMKN 1 Baureno
Suka Nasi Pecel, Namun Kesulitan
Komunikasi
Reporter:
M. Yazid
blokBojonegoro.com –Meskipun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan. Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada umumnya.Seusai upacara di halaman sekolah, para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya.Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, terdapat empat pelajar.Mungkin jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda seperti pelajar Indonesia.
Ternyata mereka empat pelajar dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang.Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka."Namanya sulit, panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.
Dalam identitas tertulis, Mr. Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon."Ada yang dipanggil Chok, Korn, Chun dan Men," sambungnya.
Tidak hanya itu, saat pertama di sekolahan.Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri.Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok' identik ucapan jelek.Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka seperti pelajar lainnya.
Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya. Mereka juga diajarkan mengenal budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro.
"Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah," jelasnya.
Mereka berada di Indonesia terkait program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun. Kalau tahun ini dengan Thailand, tapi tahun depan rencananya dengan Malaysia. Selain itu dua Negara dari luar Asia Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.
"Mereka belajar biasa seperti anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata pelajaran.Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di Thailand," ungkapnya.
Tujuannya selain mengenal dua negara juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016.Sehingga berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri."Ini bisa menjadi spirit, penyemangat anak-anak untuk bersaing," imbuhnya.
Pasalnya syarat untuk bisa kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. "Sudah saatnya go internasional, bukan lagi berfikir global," tandasnya.
Tampak para pelajar Thailand tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre.Selain para pelajar SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negeranya itu.
"Suka makan belut, ikan dan gurami bakar.Tapi suka juga dengan Nasi Pecel," terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.
Selain itu para guru yang mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa luar negeri tersebut."Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat pagi-selamat siang bisa.Tadi belajar otak atik motor," pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
blokBojonegoro.com –Meskipun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan. Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada umumnya.Seusai upacara di halaman sekolah, para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya.Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, terdapat empat pelajar.Mungkin jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda seperti pelajar Indonesia.
Ternyata mereka empat pelajar dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang.Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka."Namanya sulit, panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.
Dalam identitas tertulis, Mr. Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon."Ada yang dipanggil Chok, Korn, Chun dan Men," sambungnya.
Tidak hanya itu, saat pertama di sekolahan.Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri.Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok' identik ucapan jelek.Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka seperti pelajar lainnya.
Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya. Mereka juga diajarkan mengenal budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro.
"Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah," jelasnya.
Mereka berada di Indonesia terkait program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun. Kalau tahun ini dengan Thailand, tapi tahun depan rencananya dengan Malaysia. Selain itu dua Negara dari luar Asia Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.
"Mereka belajar biasa seperti anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata pelajaran.Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di Thailand," ungkapnya.
Tujuannya selain mengenal dua negara juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016.Sehingga berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri."Ini bisa menjadi spirit, penyemangat anak-anak untuk bersaing," imbuhnya.
Pasalnya syarat untuk bisa kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. "Sudah saatnya go internasional, bukan lagi berfikir global," tandasnya.
Tampak para pelajar Thailand tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre.Selain para pelajar SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negeranya itu.
"Suka makan belut, ikan dan gurami bakar.Tapi suka juga dengan Nasi Pecel," terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.
Selain itu para guru yang mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa luar negeri tersebut."Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat pagi-selamat siang bisa.Tadi belajar otak atik motor," pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
1.
Mencari
hubungan antara struktur teks berita dengan peristiwa yang terjadi.
No
|
Struktur teks
|
Kalimat
dalam teks
|
1
|
Orientasi
|
Meskipun
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh
dari kota yang berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui
dunia pendidikan. Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
|
2
|
Peristiwa
|
1
Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke
sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada umumnya. Seusai
upacara di halaman sekolah, para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing
kelasnya. Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, terdapat empat
pelajar. Mungkin jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda seperti pelajar
Indonesia.
2
Ternyata mereka empat pelajar dari
Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang.
Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang
guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka. "Namanya sulit,
panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam
Wahjono.
3
Dalam identitas tertulis, Mr. Chokcahi,
Matikorn, Thammachon dan Punyagon. "Ada yang dipanggil Chok, Korn, Chun
dan Men," sambungnya.
4
Tidak hanya itu, saat pertama di
sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri
Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri. Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok'
identik ucapan jelek. Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka
seperti pelajar lainnya.
5
Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam
Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30
September belajar di sekolah yang dipimpinnya. Mereka juga diajarkan mengenal
budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro.
6
"Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya
SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar
Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah,"
jelasnya.
7
Mereka berada di Indonesia
terkait program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open
Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia
Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun. Kalau tahun ini dengan
Thailand, tapi tahun depan rencananya dengan Malaysia. Selain itu dua Negara
dari luar Asia Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak
pertukaran pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.
8
"Mereka belajar biasa seperti
anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata
pelajaran. Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di
Thailand," ungkapnya.
Tujuannya selain mengenal dua negara juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016. Sehingga berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri. "Ini bisa menjadi spirit, penyemangat anak-anak untuk bersaing," imbuhnya.
9
Pasalnya syarat untuk bisa kerja sama
pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan
perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama
dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. "Sudah saatnya go
internasional, bukan lagi berfikir global," tandasnya.
10 Tampak
para pelajar Thailand tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre.
Selain para pelajar SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang
tidak didapat di negeranya itu.
11 "Suka
makan belut, ikan dan gurami bakar. Tapi suka juga dengan Nasi Pecel,"
terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.
12 Selain
itu para guru yang mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu
memahamkan para siswa luar negeri tersebut. "Belajar Bahasa Indonesia
juga, selamat pagi-selamat siang bisa. Tadi belajar otak atik motor,"
pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
|
3
|
Sumber berita
|
1
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno,
Imam Wahjono.
2
Chok (Chokcahi)
|
2.
Menemukan
ciri kebahasaan keterangan dalam teks berita.
No
|
Paragraf
|
Keterangan
|
||||
waktu
|
Tempat
|
Tujuan
|
Cara
|
Alat
|
||
1
|
1
Meskipun Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang berjarak
sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan.
2
Buktinya empat pelajar Thailand belajar di
sekolah yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
|
dua
bulan lalu.
|
Kabupaten
Lamongan,
Kabupaten
Bojonegoro
|
-
|
dengan
Kabupaten Lamongan
|
dengan
|
2
|
1
Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke
sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada umumnya.
2
Seusai upacara di halaman sekolah,
para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya.
3
Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1
Baureno, terdapat empat pelajar.
4
Mungkin jika dilihat sekilas tidak
jauh berbeda seperti pelajar Indonesia.
|
Seusai
upacara
|
di
halaman sekolah,
di
ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno,
di
masing-masing kelasnya.
|
-
|
-
|
-
|
3
|
1
Ternyata mereka empat pelajar dari
Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang.
2
Keempat pelajar asal Negara Gajah
Putih itu diketahui setelah salah seorang guru SMKN 1 Baureno menunjukkan
Paspor mereka.
3
"Namanya sulit, panggilannya juga
unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.
|
-
|
-
|
-
|
dengan
dibungkus daun pisang.
|
dengan
|
4
|
1
Dalam identitas tertulis, Mr.
Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon. "Ada yang dipanggil Chok,
Korn, Chun dan Men," sambungnya.
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
1
Tidak hanya itu, saat pertama di
sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri
Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri.
2
Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok' identik
ucapan jelek.
3
Namun mereka tetap belajar bersama dan
menerima mereka seperti pelajar lainnya.
|
saat
pertama
|
di
sekolahan
di
Kota Ledre
|
-
|
-
|
-
|
6
|
1
Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam
Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30
September belajar di sekolah yang dipimpinnya.
2
Mereka juga diajarkan mengenal budaya, adat
istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro.
|
tanggal
31 Juli sampai 30 September
|
di
sekolah
|
-
|
dengan
Bojonegoro
|
dengan
|
7
|
1
"Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya
SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya.
2
Serta ada empat pelajar Thailand
lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah," jelasnya.
|
-
|
di
SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah
|
-
|
-
|
-
|
8
|
1
Mereka berada di Indonesia
terkait program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open
Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia
Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun.
2
Kalau tahun ini dengan Thailand, tapi tahun
depan rencananya dengan Malaysia.
3
Selain itu dua Negara dari luar Asia
Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.
|
selama
lima tahun
tahun
depan
|
di
Indonesia
Thailand
Malaysia
Germany
dan Prancis
|
-
|
dengan
Malaysia , dengan SMK Negeri 1
Baureno.
|
dengan
|
9
|
1
"Mereka belajar biasa seperti
anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata
pelajaran.
2
Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno
belajar di Thailand," ungkapnya.
|
-
|
di
Thailand
|
-
|
-
|
-
|
10
|
1
Tujuannya selain mengenal dua negara
juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016.
2
Sehingga berdampak ke lembaga lebih
besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri.
3
"Ini bisa menjadi spirit, penyemangat
anak-anak untuk bersaing,"
imbuhnya.
|
-
|
diluar
negeri
|
untuk
|
-
|
-
|
11
|
1
Pasalnya syarat untuk bisa kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya
harus sudah bekerja sama dengan
perusahan besar.
2
Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno
sudah bekerja samadengan Axio, Honda
dan perusahan besar lainnya.
3
"Sudah saatnya go internasional, bukan
lagi berfikir global," tandasnya.
|
-
|
Axio,
Honda dan perusahan besar lainnya.
|
untuk
|
dengan
Axio, Honda dan perusahan besar lainnya
|
dengan
|
12
|
1
Tampak para pelajar Thailand tersebut
sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre.
2
Selain para pelajar SMK Negeri 1
Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negeranya itu.
|
-
|
di
Kota Ledre
|
-
|
-
|
-
|
13
|
1
"Suka makan belut, ikan dan
gurami bakar. Tapi suka juga dengan
Nasi Pecel," terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi)
sapaan akrabnya.
|
-
|
-
|
-
|
dengan Nasi Pecel
|
dengan
|
14
|
1
Selain itu para guru yang mengajar
juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa luar
negeri tersebut.
2
"Belajar Bahasa Indonesia juga,
selamat pagi-selamat siang bisa.
3
Tadi belajar otak atik motor,"
pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
|
Tadi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3.
Menemukan
cirri kebahasaan (verba transitif dan verba pewarta).
No
|
Paragraf
|
Verba
|
|
Transitif
|
Pewarta
|
||
1
|
1
Meskipun Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang berjarak
sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan.
2
Buktinya empat pelajar Thailand
belajar di sekolah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan itu
sejak dua bulan lalu.
|
Menengah
Melalui
|
-
|
2
|
1
Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke
sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada umumnya.
2
Seusai upacara di halaman sekolah,
para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya.
3
Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1
Baureno, terdapat empat pelajar.
4
Mungkin jika dilihat sekilas tidak
jauh berbeda seperti pelajar Indonesia.
|
-
|
-
|
3
|
1
Ternyata mereka empat pelajar dari
Thailand yang sedang sarapan ‘Nasi Pecel’ dengan dibungkus daun pisang.
2
Keempat pelajar asal Negara Gajah
Putih itu diketahui setelah salah seorang guru SMKN 1 Baureno menunjukkan
Paspor mereka.
3
“Namanya sulit, panggilannya juga unik,”
kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.
|
Menunjukkan
|
-
|
4
|
1
Dalam identitas tertulis, Mr.
Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon. "Ada yang dipanggil Chok,
Korn, Chun dan Men," sambungnya.
|
-
|
-
|
5
|
1
Tidak hanya itu, saat pertama di
sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri
Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri.
2
Pasalnya kalau di Kota Ledre, ‘Chok’ identik
ucapan jelek.
3
Namun mereka tetap belajar bersama dan
menerima mereka seperti pelajar lainnya.
|
Memperkenalkan
Menerima
|
-
|
6
|
1
Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam
Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30
September belajar di sekolah yang dipimpinnya.
2
Mereka juga diajarkan mengenal budaya,
adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro.
|
Menjelaskan
Mengenal
|
Menjelaskan
|
7
|
1
"Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya
SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya.
2
Serta ada empat pelajar Thailand
lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah," jelasnya.
|
-
|
-
|
8
|
1
Mereka berada di Indonesia
terkait program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open
Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia
Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun.
2
Kalau tahun ini dengan Thailand, tapi tahun
depan rencananya dengan Malaysia.
3
Selain itu dua Negara dari luar Asia
Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar
dengan SMK Negeri 1 Baureno.
|
-
|
-
|
9
|
1
“Mereka belajar biasa seperti anak
pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata pelajaran.
2
Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar
di Thailand,” ungkapnya.
|
-
|
-
|
10
|
1
Tujuannya selain mengenal dua negara
juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016.
2
Sehingga berdampak ke lembaga lebih
besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa
belajar diluar negeri.
3
"Ini bisa menjadi spirit,
penyemangat anak-anak untuk bersaing," imbuhnya.
|
Mengenal
|
-
|
11
|
1
Pasalnya syarat untuk ias kerja sama
pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan
perusahan besar.
2
Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno
sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya.
3
“Sudah saatnya go internasional, bukan lagi
berfikir global,” tandasnya.
|
-
|
-
|
12
|
1
Tampak para pelajar Thailand tersebut
sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre.
2
Selain para pelajar SMK Negeri 1
Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negeranya itu.
|
Menikmati
|
-
|
13
|
1
“Suka makan belut, ikan dan gurami
bakar. Tapi suka juga dengan Nasi Pecel,” terang salah seorang guru,
menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.
|
-
|
-
|
14
|
1
Selain itu para guru yang mengajar
juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa luar
negeri tersebut.
2
"Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat
pagi-selamat siang bisa.
3
Tadi belajar otak atik motor,"
pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
|
Mengajar
Memahamkan
Menggunakan
|
-
|
0 komentar:
Posting Komentar